Memasuki tahun politik 2022 yang akan mendatang membuat masyarakat menjadi merasa was was karena takut akan salah memilih pemimpin. Nah dalam proses penimbangan dan keraguan masyarakat. Terutama khususnya mahasiswa menuntut para pemimpin untuk memiliki kesadaran secara aktif. Tidak hanya itu mahasiswa mewakili suara masyarakat indonesia juga meminta untuk kawal proses pemilihan umum (pemilu) yang jujur ,terbuka dan berintegritas.
Hal ini langsung dikatakan salah satu anggota Komisi Informasi (KI) Provinsi DKI Jakarta. Yakni Harry Ara Hutabarat, hal ini langsung menjadi soortang ditengah dirinya menjadi pembicara gelar wicara di Kampus FISIP UI Depok, Jawa Barat, Senin.
Tanggapan Harry Ara Tuntut Mahasiswa Kawal Pemilu
“Partisipasi aktif yang saat ini menjadi sorotan media khusus ditujukan kepada para pemilih muda. Terutama mahasiswa yang dalam tahun ini akan menjaddi penentu pemipin bangsa yang akan menuju masa depan yang lebih cerah bagi kehibupan negara. Tidak hanya itu sorotan ini juga ditujukan karena mahasiswa memiliki dominasi suara terbesar diantara masyarakat lainnya.” Ujar Harry Ara Hutabarat dalam pertemuan yang diadakan dengan mahasiswa.
Gelar pertemuan dan wicara yang sedang menjadi bahan perbincangan tersebut bertajuk “Partisipasi Mahasiswa Untuk Pemilu Terbuka Tahun 2024. Yakni merupakan sala satu inisiatif KI Propinsi DKI Jakarta bersama FISIP UI. Dimana acara ini memiliki tujuan untuk mendorong mahasiswa meningkatkan partisipasi dan kontribusi pemilu yang jujur dan terbuka.
Berdasarkan dari data Daftar Pemilih Tetap KPU yang sebelumnya tepatnya pada Juli 2023. Menyatakan bahwa 52 persen pemilih 2024 merupakan pemilih muda atau para mahasiswa. Dimana data tersbeut mencatat rata rata pemilih umum berusia 17-30 tahun mencapai 31,23 persen. Attau sekitar mencapai 63,9 juta jiwa. Dan menurut data tersebut juga pemilih berusia 31-40 tahun hanya 20,7 persen atau sekitar 42,4 juta jiwa.
Baca Juga : Yusril Lebih Layak Jadi Cawapres Prabowo, Beber Voxpol
“Tentu saja pemili mendatang akan mengutamakan partisipasi publik khususnya mahasiswa. Yakni menjadi suara masyarakat yang sudah berumur dan sebagai agen perubahan ikut andil untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik.” Ungkap Hutabarat melansir dari CNN Indonesia
Dirinya juga menekankan, bahwasanya mahasiswa sebagai pemilih muda yang terdidik harus memiliki informasi yang akurat. Serta dapat berkomunikasi dengan badan-badan penyelenggara pemilu. dengan baik demi mencari kebenarannya.
Jdi mahasiswa saat ini tidak hanya akan sangat akrab dengan dunia digital saja. Melainkan mahasiswa juga diharapkan harus menyadari kenyataan pengetahuan mahasiswa terkait pemilu. Dan harus ikut merta mengikuti rekam jejak para calon presiden maupun calon legislatif masih minim.
Baca Lainnya : Polisi Jerat Marco Karundeng Terduga Provokator di Belitung