Pegiat hak asasi manusia atau yang biasa disebut sebagai lembaga HAM. Dimana diwakili oleh Amin Multazam Lubis, dalam pandangannya kali ini menilai bahwasanya debat calon presiden pada Pilpres 2024. Menurut dirinya sendiri belum mampu menggali substansi gagasan terkait penegakan hukum, HAM, dan demokrasi yang ada di Indonesia.
Menurutnya pribadi, calon presiden yang akan menjabat saat ini cenderung terfokus pada gimmick merek sendiri. Sehingga pada substansi gagasan yang mereka ungkapkan kurang terangkat dalam hukum maupun HAM yang ada di indonesia.
Pendapat Amin Perihal HAM Pada Debat Capres Pertama
Amin, yang juga merupakan seorang aktivis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau yang biasa disingkat sebagai KontraS. Juga berpendapat bahwa debat capres kali ini tidak jauh berbeda pada pemilu presiden sebelumnya yang sudah dilaksanakan.
Dirinya sendiri selaku aktivis menginginkan panelis yang merupakan para ahli.Untuk memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang dapat menggali ide orisinal. Diman hal ini akan menggali ide orisinal tersebut dari masing-masing kandidat, sehingga ide dan perspektif mereka bisa lebih dipahami oleh publik.
“Idealnya begini ya menurut saya sendiri panelis yang para ahli itu harus diberi kesempatan. Dimana kesempatan yang akan mereka dapatkan mampu mencecar pertanyaan dan menggali jawaban kandidat sesuai keahliannya. Hal ini dilakukan supaya ide dan perspektif orisinal kandidat dalam merespon persoalan bisa dimengerti oleh publik.” Ungkap Amin pribadi kepada ANTARA di Jakarta, Rabu, (13/12/2023).
Baca Juga : Elektabilitas PDIP Tetap Yang Terkuat Pada Survei Poltrackting
Menurut Amin sendiri, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus memaksimalkan peran para panelis. Dimana perang yang tersebut terdiri dari profesor dan pakar untuk menguji gagasan serta mengidentifikasi ide dasar dari calon presiden. Namun padfa kenyataannya saat ini, mereka hanya diberi tugas untuk menyusun pertanyaan. Dan hanya diberi tugas untuk mengambil undian sesuai format KPU, tanpa memberikan kontribusi lebih lanjut.
Menurutnya, jika debat dilakukan tanpa penguji baik panelis hanya akan terkesan sebagai ajang umbar janji. Yang dimana tanpa memberikan substansi dan langkah-langkah nyata kepada publik yang menilai..
Meskipun begitu, Amin dan pihak lainnya mengakui bahwa debat perdana dapat menjadi representasi. Yang akan menunjukkan kemampuan komunikasi dan kecerdasan emosional para kandidat saat berargumentasi.
Namun, terlepas dari itu ia sendiri berharap agar debat-debat selanjutnya dapat lebih menekankan pada substansi gagasan. Dan juga akan memberikan solusi konkret untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap visi dan misi calon presiden.
Baca Lainnya : Stasiun Pompa Ancol Menjadi Jawaban Dari Kebanjiran Kota Jakarta