Politikus yang menjabat dalam PSI atau yang memiliki kepanjangan Partai Solidaritas Indonesia yakni Ade Armando. Baru baru ini menyatakan akan patuh. Hal ini dikarenakan dirinya yang diberitakan akan dipecat oleh KetuaUmum PSI Kaesang Pangarep. Seperti yang diberitakan sebelumnya pemecetan tersebut dianjurkan atas konsekuensi dari sentilannya soal politi dinasti. Tepatnya ketika dirinya melakukan sebuah pertemuan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menjadi polemik panjang dunia perpolitikan saat ini.
Pernyataan Ade Armando
Ade menyebut bahwasanya Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dan DPP sampai saat ini masih belum memberikan keputusan sanksi terhadapnya. “Apapun misalnya yang terjadi kedepannya sperti saya yang akan diminta untuk mundur. Atau dipecat, atau saya harus nonaktif dalam partai tersebut. Apapun nanti itu yang akan disanksikan oleh PSI saya akan patuh. Karena saya sendiri sampai sata ini kan masih anggota PSI.” Ungkap Ade saat kepada media saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Kamis (7/12).
Sementara apabila dirinya diminta mundur oleh inisiatif pribadi dirinya sendiri. Sampai saat ini Ade mengaku masih belum bisa memenuhi hal tersebut. Hal ini tentu saja karena saat ini dirinya sudah terdaftar sebagai caleg tetap di Pemilu 2024 yang akan mendatang.
Baca Juga : Cak imin Tegaskan PKB Tolak Presiden Pilih Gubernur Jakarta
Ade mengungkapkan bahwa saat ini dirinya sudah terdaftar dalam DCT Pemilu 2024 sebagai caleg dapil Jakarta II. Dirinya mengakui sepenuhnya bahwa berdasarkan aturan tersebut sampai saat ini dirinya tidak bisa mundur begitu saja.
Ade juga menyadari bahwa aksinya kali ini merupakan kali kedua dirinya mendapatkan teguran langsung dari Kaesang. Dimana pada peristiwa pertama saat awal Oktober 2023 lalu. Hal itu dikarenakan dirinya mengkritik capres PDIP Ganjar Pranowo. Dan teguran kedua yang didapatkannya saat ini terkait sentilannya soal politik dinasti di DIY.
Ade juga mengkonfirmasi kepada media bahwasanya dirinya sejatinya menyampaikan kritik itu dalam kapasitasnya. Dimana kapasitas yang dimaksud disini ialah sebagai pegiat media sosial alias tidak mewakili PSI sama sekali. Namun di sisi lain, ia juga baru menyadari bahwasanya akibat pernyataannya justru PSI Yogyakarta lah yang mendapat banyak serangan.
Baca Lainnya Yuk : RUU Khusus Jakarta Resmi Jadi Usul Inisiatif DPR