Poltracking baru saja melakukan penyelesaian dan merilis survei nasional yang akan digelar jelang Pemilu 2024. Dimana direktur Riset Poltracking, yakni Arya Budi mengungkapkan, bahwasanya untuk kategori elektabilitas partai politik, sejauh ini Elektabilitas PDIP masih jadi yang terkuat diantara yang lainnya.
“Seperti yang sudah di data sebelumnya bahwasanya per awal Desember PDIP menurut data yang resmi saat ini masih memimpin di angka 22,2 persen.” kata Arya kepada reporter saat dilakukan wawancara pada, Senin (11/12).
Sementara yang menempati posisi kedua dalam penganalisisan data tersebut ialah, ada Partai Gerindra. Dimana dalam kesempaotan tersebut telah meraih suara sebesar18,39 persen. Yang kemudian disusul oleh Partai Golkar yang mencapai 9,8 persen.
Baca Lainnya : Stasiun Pompa Ancol Menjadi Jawaban Dari Kebanjiran Kota Jakarta
Dan juga diikuti dengan PKB dengan pencapaian 9,4 persen. Kemudian diposisi berikutnya terdapat Partai Nasdem dengan 8,5 persen. Dan juga Partai Demokrat dengan 5,8 persen dan PKS dengan 5,1 persen.
Setelah itu, terdapat PAN dengan suara 4,5 persen, PPP 3,4 persen. Dan Perindo yang memiliki pencepaian secara keseluruhan 1,5 persen. Dan terakhir terdapat bebebrapa partai seperti partai yang mencapai PSI 0,9 persen, Partai Ummat 0,2 persen, PBB 0,2 persen, PKN 0,2 persen, Partai Gelora 0,2 persen dan Partai Buruh dengan 0,2 persen.
“Pada simulasi berikutnya terdapat surat suara 18 partai politik. Dimana dalam surat suara 18 partai tersebut PDIP memperoleh elektabilitas 22,2 persen,” ujar Arya.
Elektabilitas PDIP Cenderung Meningkat Namun Menurun?
Meskipun PDIP mendominasi, namun Arya juga mengingatkan. Bahwasanya secara pergerakan dan dukungan terhadap partai politik selama ini juga menunjukkan adanya beberapa perubahan. Hal ini misalnya saja, elektabilitas PDIP yang dalam- dalam ini menunjukkan penurunan jika dibanding survei September 2023.
“Menurut data tersebut meskipun ia sempat lumayan tinggi di September. Namun baru- baru agak cenderung menurun dan semakin menurun hingga, berakhir di 22,2 persen,” kata Arya.
Selain itu, dalam pernyataannya ia juga menerangkan bahwasanya, ada Partai Gerindra yang mengalami kenaikan. Yang kemudian diikuti oleh, Partai Demokrat dan PKS yang masih fluktuati. Dan PAN yang sempat mengalami penurunan pada awal tahun, namun tidak lama angkanya lumayan naik pada Juli 2023.
Untuk PPP saat ini, Arya menuturkan, elektabilitas mereka cenderung stabil dan netral saja dimana tidak ada penurunan maupun kenaikan yang signifikan. Sedangkan, partai baru seperti Perindo disebut fluktuatif hal ini tentu saja karena, sempat naik, lalu turun. Dan pada akhirnya menurun kembali setidaknya selama satu bulan terakhir yang mendekati tahun pemilu.
Baca Juga : Prabowo Janji Akan Lanjutkan Pembangunan Masa Jokowi Hingga Tuntas