Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu kompak bantah dan mengatakan tak ada penggelembungan suara dalam kondisi lonjakan suara. Yang drastis milik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di real count Sirekap.
Komisioner KPU Idham Holik mengakui bahwa ada kemungkinan kesalahan data yang ditampilkan sirekap. Idham menjelaskan bahwa sirekap memakai teknologi Optical Character Recognition (OCR), sehingga ada potensi Sirekap melakukan kesalahan membaca foto formulir C-hasil.
Senada, Bawaslu juga mengatakan bahwa tidak ada indikasi penggelembungan suara untuk partai PSI di Pemilu 2024. Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengklaim bahwa hal itu berdasarkan data verifikasi langsung ke lapangan yang dilakukan oleh pihak Bawaslu di beberapa wilayah.
Kompak Bantah Kecurangan Dibalik Kenaikan Suara PSI
Bagja menduga adanya potensi kesalahan dapat terjadi dari pembacaan Sirekap kepada formulir C-Hasil yang diunggah. Namun demikian, dia menyebut bahwa penghitungan suara yang dibacakan nantinya akan dilakukan penghitungan yang dilakukan secara berjenjang.
Dia mengatakan bahwa sejauh ini, hasil formulir C Plano atau formulir hasil penghitungan suara yang ada di sejumlah TPS di beberapa daerah. Yang menunjukkan hasil serupa dengan formulir hasil pada tingkat kecamatan atau D Plano.
Sejumlah pihak menyoroti fenomena kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada real count KPU yang terjadi secara eksponensial. Sorotan itu datang dari pihak koalisi sipil hingga sejumlah pengamat politik dari berbagai kampus.
Baca Juga : Sering Berubah & Diduga, Apakah Ambang Batas Parlemen Diperlukan?
Kenaikan signifikan suara PSI mulai terlihat sejak Sabtu (3/3). Perolehan suara dari Partai yang diketuai oleh Kaesang Pangarep, anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu merangkak naik. Hingga total perolehan suaranya mencapai 3,13 persen atau 2.403.013.
Perolehan tersebut membuat PSI hampir mendekati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) minimal 4 persen. Jika PSI berhasil menembus perolehan 4 persen, maka mereka berhak untuk masuk ke Senayan.
Padahal, hasil dari real count data dari 530.776 TPS per Senin (26/2), perolehan suara dari PSI hanya sebesar 2.001.493 suara atau 2,68 persen.
Baca Lainnya : Suara PSI Tembus 3,13 Persen, PPP : Operasi Sayang Anak ?
Koalisi Masyarakat Sipil menilai bahwa lonjakan dari suara PSI ini tidak masuk akal. PSI disebut adalah satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara tinggi dalam kurun waktu yang singkat dan rentang persentase jumlah suara masuk yang sama.
Koalisi menyoroti tentang bagaimana suara PSI di tingkat nasional melesat sebanyak itu hanya dalam enam hari terakhir.
Koalisi sudah menduga terjadinya penggelembungan suara secara bersamaan dengan berhentinya penghitungan manual pada tingkat kecamatan dan penghentian Sirekap KPU.
Sejak Minggu (18/2) silam, KPU sempat untuk menghentikan pleno terbuka pada rekapitulasi suara secara manual tingkat kecamatan yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).